Kenalan dengan Diet Bernstein, Diet untuk Penderita Diabetes
Meski tak sepopuler diet Keto, diet Bernstein (diet rendah karbohidrat, tinggi protein, dan mengonsumsi lemak dalam jumlah sedang) ini memiliki manfaat tersendiri bagi penderita diabetesPenemu dari diet tersebut adalah dr. Bernstein, penderita diabetes tipe-1. Itu sebabnya diet tersebut bernama diet Bernstein. Di tahun 1946, ia memiliki gula darah yang sangat tidak stabil akibat buruknya pola makan yang dia miliki.
Nah, ketika Bernstein mengoreksi pola makannya dengan cara mengurangi (bukan menghilangkan sama sekali) asupan karbohidrat dan tetap mengonsumsi protein serta lemak dalam jumlah yang cukup, kondisi gula darahnya cenderung membaik. Sejak saat itulah, diet Bernstein dipopulerkan, khususnya bagi penderita diabetes tipe-1.Sementara itu, pola diet ini direkomendasikan karena dapat membuat tubuh membutuhkan insulin yang lebih sedikit dan meminimalkan risiko komplikasi diabetes. Jika Anda tertarik menerapkannya, berikut formula dietnya:
• Jangan mengonsumsi karbohidrat lebih dari 30 gram setiap harinya. Konsumsi 6 gram karbohidrat saat sarapan, 12 gram saat makan siang, dan 12 gram saat makan malam.
Selain itu, Bernstein juga merekomendasikan untuk tidak memakan segala makanan yang mengandung pati serta pemanis buatan.
• Lemak tidak sepenuhnya buruk. Asalkan Anda mengonsumsinya secara tidak berlebihan, lemak justru membawa kebaikan bagi tubuh.
Jadi, konsumsilah lemak secukupnya. Lemak sehat juga bisa didapatkan dari alpukat ataupun kacang-kacangan.
• Dalam diet ini, Anda disarankan untuk memperbanyak asupan protein (protein nabati ataupun hewani) ketimbang karbohidrat dan lemak.
Bagaimana? Tertarik untuk menerapkan diet Bernstein? Jika Anda telanjur memiliki komplikasi diabetes berupa kerusakan ginjal kecil, hati-hatilah dalam menerapkan diet ini. Sebab, asupan protein yang terlalu banyak justru dapat memberikan beban tambahan pada ginjal. Lagi pula, setiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda meski penyakitnya sama. Dengan demikian, diperlukan konsultasi khusus antara si pasien diabetes tipe-1, dokter, serta ahli gizi untuk menentukan diet terbaik sesuai dengan kebutuhannya.. Bahkan, menurut dr. Atika dari KlikDokter, diet ini kerap dilakukan juga oleh orang-orang yang tidak memiliki diabetes, tetapi ingin menurunkan berat badannya ke angka yang lebih ideal.